oleh

Pemkab Nunukan Diminta Perhatikan Dua Jembatan Tua di Sebatik

NUNUKAN, infoSTI – DPRD Nunukan, Kaimantan Utara, meminta Pemkab Nunukan, memperhatikan dua jembatan dengan usia puluhan tahun di Pulau Sebatik.

Jembatan yang menjadi urat nadi perekonomian warga tersebut, dikatakan sudah puluhan tahun, namun belum pernah ada sentuhan pembangunan.

“Jembatan jembatan ini usianya sudah lebih tiga puluh tahun. Sudah tak layak, dan berpotensi membahayakan warga,” ujar Andre Pratama, saat monitoring proyek fisik APBD Nunukan 2024, bersama Andi Yaqub, Ramsah, Haji Firman dan Nadia.

Jembatan pertama, berada di Jalan Bina Salam, diantara RT 08 dan RT 09 Desa Liang Bunyu, Sebatik Barat.

Jembatan dengan konstruksi kayu ulin tersebut, dibangun sejak Kabupaten Nunukan masih berstatus kecamatan.

Saat ini, jembatan mengalami kerusakan karena termakan usia.

“Biar ulin, kalau sudah puluhan tahun tetap rusak. Nah ini miring sudah jembatan,” kata Andre.

Di daerah ini, terdapat proyek jalan aspal dengan panjang sekitar 1 Km, yang menghubungkan Desa Binalawan dengan Desa Liang Bunyu, Kecamatan Sebatik Barat.

Proyek dialokasikan menggunakan Dana Bagi Hasil (DBH) sawit tahun 2024, dengan nilai Rp 5,05 miliar.

“Karena aspalnya sudah bagus, alangkah baiknya jembatan juga dibangun. Ini akses ekonomi masyarakat yang cukup penting. Jangan sampai roboh baru ada perhatian, ” tegas Andre.

Andre menyarankan agar Dinas PUPR Nunukan membuat perencanaan mendetail, dan mengganti jembatan kayu ulin tersebut dengan konstruksi tulangan baja.

Pertimbangannya, sistem tulangan baja dapat mengatasi luapan sungai saat banjir, yang tentunya membawa serta onggokan sampah, batang kayu, hingga bagian pohon kelapa sawit.

Jembatan kedua, yaitu jembatan yang ada di Jalan Pisang, Desa Tembaring, Sebatik Barat.

Sama halnya dengan jembatan Jalan Binasalam, konstruksi jembatan Jalan Pisang sudah lapuk, dan rentan ambruk.

Padahal, jembatan tersebut menjadi perlintasan utama bagi warga ketika mengangkut hasil panen kelapa sawit menuju jalan raya.

“Catatannya adalah usia jembatan sudah lebih tiga puluh tahun. Dan akses ekonomi warga. Kita minta PUPR Nunukan memperhatikan kondisi ini,” tegasnya.