NUNUKAN, infoSTI – Terhentinya pelayanan penyeberangan kapal ferry KM Manta untuk Nunukan, Kaltara, bakal menjadi pemicu terjadinya inflasi di perbatasan RI – Malaysia ini.
Hal ini disuarakan Anggota DPRD Nunukan, Dapil Pulau Sebatik, Andre Pratama.
“Kalau penyeberangan ferry berhenti. Inflasi pasti terjadi. Karena selama ini, ferry paling diharap menjadi penyeberangan alternatif dan salah satu transportasi subsidi yang tepat sasaran,” ujarnya, dihubungi, Kamis (6/2/2025).
Ia memberi gambaran, selama ini, pasokan material bangunan untuk Sebatik, biasanya disuplay dari Kota Nunukan.
Di saat normal, dimana ferry masih beroperasi, 1 zak semen yang dihargai Rp 82.000 per zak, dijual di Pulau Sebatik dengan harga Rp 95.000 sampai Rp 100.000 per zak.
Truk dengan muatan material biasa ditarik biaya Rp 500.000 sampai Rp 600.000.
“Kalau ferry tidak ada, otomatis pilihannya hanya kapal jongkong. Kebayang kenaikan harganya kan, sudah pasti inflasi ini barang,” tegasnya.
Kapal ferry, selama ini menjadi salah satu transportasi yang paling membantu keberlangsungan ekonomi masyarakat dan jaminan pembangunan berkelanjutan karena lancarnya pasokan material dari kota.
Ferry juga memudahkan para nelayan rumput laut, menjual hasil panen mereka dari Pulau Sebatik ke Nunukan Kota, untuk dinaikkan kapal laut di Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, sebelum dikirim ke Surabaya dan Sulawesi.
“Gambarannya, masyarakat akan memuat rumput laut dari dermaga, membayar ongkos buruh untuk memuat barang ke truk, menurunkannya lagi, sudah pasti keuntungan nelayan akan jauh menurun,” kata dia.
Andre juga telah bersurat melalui Lembaga DPRD Nunukan untuk merespon terhentinya pelayaran kapal ferri.
Surat nomor 033-DPRD/170, dilayangkan ke PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Balikpapan tersebut berisi permohonan agar ASDP sebagai operator, tidak menghentikan operasional kapal ferry untuk Nunukan.
“Terutama rute Nunukan – Sebatik. Begitu juga rute Nunukan – Tarakan, setidaknya seminggu sekali, karena kita tahu bungker BBM kapal hanya di Tarakan,” kata Andre.
Sebelumnya diberitakan, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Tarakan, Kalimantan Utara, mengeluarkan pengumuman terhentinya operasi pelayaran perintis, yang melayani rute Tarakan – Nunukan, rute Nunukan – Seimanggaris – dan rute Nunukan – Sebatik.
Pemberitahuan tersebut, tertulis dalam surat yang dikirim PT ASDP Tarakan, tertanggal 2 Februari 2025.
‘’Saya mendapatkan info ada penghentian operasi penyeberangan ferri dari Kepala UPT Sei Jepun. Sampai kapan operasi ferri dihentikan, kita juga belum tahu,’’ ujar Kepala Dinas Perhubungan Nunukan, Muhammad Amin, dihubungi, Selasa (4/2/2025).
Amin menambahkan, penyeberangan Nunukan – Sebatik, masuk komersial karena kapasitas penumpang rutin ke Sebatik, sudah melebihi target diatas 60 persen.
‘’Kalau dari info yang saya dapat, penghentian operasi ferri bukan dokking ya. Tapi karena depo BBM atau bunkernya itu di Tarakan. Jadi kapal harus kembali ke Tarakan kalau isi BBM,’’ jelas Amin.
Amin menegaskan, terhentinya pelayaran ferri, tentu akan menghambat aktifitas ekonomi masyarakat.
Supir truk dan angkutan lain dengan muatan Bapokting yang memiliki perjanjian jual beli dengan pedagang di Pulau Sebatik, Seimanggaris dan lainnya, akan terhambat.
Begitu juga dengan usaha usaha lain yang dilakukan masyarakat di wilayah perbatasan RI – Malaysia ini.
‘’Kita maunya ada satu kapal yang stanby di Nunukan untuk pelayaran Nunukan – Sebatik. Tapi nanti kita komunikasikan dulu masalah ini dalam waktu dekat,’’ kata Amin.