oleh

Banjir Kiriman Malaysia Kembali Merendam Wilayah Pedalaman Sembakung, Tiga Desa Terendam

NUNUKAN, infoSTI – Banjir rutin tahunan yang ditengarai sebagai banjir kiriman Malaysia, kembali merendam wilayah pedalaman Sembakung, Nunukan, Kalimantan Utara.

Kasubid Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Muhammad Basir mengatakan, hasil pemantauan hari ini, permukaan air sungai pada tiang ukur terpantau naik.

‘’Laporan terakhir yang masuk Pos BPBD Sembakung, tiang ukur sungai menunjukkan kenaikan permukaan air pada ketinggian 4,45 meter,’’ ujarnya, dikonfirmasi, Rabu (21/5/2025).

BPBD Nunukan mencatat, sebanyak 3 Desa terendam, masing masing, Desa Atap, Desa Tagul dan Desa Tujung.

Di Desa Atap, terdapat 53 unit rumah dan 84 kepala keluarga dan 272 jiwa yang terdampak banjir.

Di Desa Tagul, tercatat 2 rumah yang dihuni 3 KK dan 9 jiwa.

Sementara di Desa Tujung, tercatat 7 unit rumah, yang ditempati 9 KK dengan 27 jiwa.

Basir menambahkan, untuk desa desa lain, seperti Desa Manuk Bungkul, dan Desa Lubakan, air belum merendam rumah, namun sudah membanjiri jalan dan halaman rumah.

‘’Dampak banjir terparah ada di Desa Atap, khususnya di  Dusun Tembelunu/Salid, di RT 6 dan RT 7. Dusun tersebut terletak di lokasi lebih rendah dari badan jalan,’’ kata Basir.

Selain hunian warga, BPBD juga mencatat sejumlah fasilitas umum yang terendam banjir. Masing masing,

  1. SDN 001 Sembakung
  2. Pos Damkar Sembakung
  3. Kantor BPD Desa Atap
  4. BPU Sembakung
  5. SDN 002 Sembakung
  6. SDN 001 Sembakung
  7. GOR Sembakung
  8. Dua ruang kelas dan koperasi di Gedung SMAN Sembakung.
  9. Gedung UPT Disdik Sembakung
  10. Kantor PLN ranting di Desa Atap

‘’Untuk saat ini, kegiatan dan aktivitas warga hanya mengunakan perahu motor ketintinting dan perahu dayung,’’ kata Basir.

Untuk diketahui, banjir rutin terjadi setiap tahun di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia, di Kabupaten Nunukan, Kaltara.

Banjir tersebut merupakan kiriman dari Malaysia. Banjir berasal dari Sungai Talangkai di Sepulut Sabah, Malaysia.

Kemudian mengalir ke Sungai Pampangon, berlanjut ke Sungai Lagongon, dan Sungai Pagalungan, yang masih berada di wilayah Malaysia.

Dari Pagalungan, aliran sungai kemudian memasuki wilayah Indonesia melalui Sungai Labang, Sungai Pensiangan, dan Sungai Sembakung.