oleh

Kisah Putra Sinar Jaya, Kades di Perbatasan RI – Malaysia yang Peduli Pendidikan Anak Anak Eks TKI Deportan

NUNUKAN, infoSTI – SMAN 1 Seimanggaris, di Nunukan, Kalimantan Utara, baru baru ini menjadi sorotan karena siswa siswinya menuliskan surat berisi pesan nasionalisme di 14 Februari 2025, bertepatan dengan Valentine.

Alih alih menuliskan surat tentang asmara, para anak anak di perbatasan RI – Malaysia ini, menuliskan kecintaannya kepada Indonesia, di tengah segala keterbatasan yang mereka alami.

Sekolah dengan luas sekitar 9×14 meter persegi yang baru berdiri tahun 2024 di kawasan perkebunan kelapa sawit Desa Sekaduyon Taka ini, ternyata hibah dari Kepala Desanya, Putra Sinar Jaya.

‘’Saya kasihan melihat anak anak Sekaduyon Taka yang harus pulang kampung setelah lulus SMP. Yang kampungnya di Jawa, meneruskan sekolah ke Jawa, Sulawesi, NTT, NTB,’’ ujar Putra Sinar Jaya, dihubungi, Rabu (19/2/2025).

Putra, menjadi inisiator pembangunan SMAN I Seimanggaris.

Ia bersama warga secara swadaya membangun sekolah, agar anak anak Sekaduyan Taka, tidak harus pergi jauh meninggalkan orang tua, demi melanjutkan pendidikannya.

Ia selalu menganggap, wilayah perbatasan adalah wajah sebuah Negara.

‘’Dengan demikian, perlu meningkatkan kualitas SDM bagi generasi muda di perbatasan, agar memiliki daya saing, dan tidak membuat malu Indonesia. Jangan mau dipandang sebelah mata, ini harga diri bangsa,’’ kata dia.

Kepedulian Putra Sinar Jaya terhadap pendidikan anak anak di perbatasan Negara, ternyata sudah sejak lama.

Terhitung Bulan Maret 1989, Putra Sinar Jaya sempat merantau ke Tawau, Malaysia, bekerja sebagai security toko.

Dua bulan bekerja sebagai Security, ia kembali ke Tanah Air, dan bekerja sebagai buruh tebang kayu di Seimanggaris, Nunukan.

Putra Sinar Jaya, menjadi salah satu tokoh masyarakat, dan ditunjuk sebagai kepala kampung.

Di masa itu, banyak sekali eks TKI deportan yang malu pulang kampung, dan memutuskan bekerja di perkebunan kelapa sawit.

Lama kelamaan, mereka memiliki lahan sendiri, membangun perkampungan, sampai terdaftar sebagai penduduk tempatan dan memiliki KTP Nunukan.

‘’Tapi anak anak mereka banyak tidak sekolah. Tak sedikit juga yang anaknya masih sekolah di Malaysia. Saya berfikir bagaimana caranya sebuah kampung memiliki sekolah,’’ kata dia.

Tahun 2006, Putra Sinar Jaya bersama warga kampung Kandungan/Sekaduyan Taka bergotong royong membangun SD dan SMP.

Para eks deportan yang memiliki pendidikan lumayan tinggi menjadi pengajar sukarela, sampai akhirnya Pemerintah Daerah, membangunkan sekolah di kampung mereka.

Kades Sekaduyan Taka, Seimanggaris, Putra Sinar Jaya,

Dengan kerja keras dan inovasinya, Putra Sinar Jaya, kemudian dipilih sebagai Kades, pada 2012.

Dukungan masyarakat selalu bulat. Sampai hari ini, Putra Sinar Jaya, masih tetap Kades pilihan masyarakat Sekaduyon Taka, Seimanggaris.

Setelah menjabat Kades, Putra kembali menginisiasi pembangunan PAUD pada 2016.

Dengan adanya PAUD, SD dan SMP, anak anak eks TKI akhirnya bisa mengenyam pendidikan dasar.

‘’Yang sekolah di Malaysia, kita pindahkan ke Sekaduyan Taka. Dan terakhir, saya masih berusaha untuk memiliki SMA. Bangunan sementara yang kami buat, sudah terdaftar sebagai sekolah negeri. Saya hibahkan lahan 1,5 Ha untuk SMA. Semoga Pemerintah bisa bangunkan juga SMA disini,’’ harapnya.

Untuk diketahui, di Kecamatan Seimanggaris, terdapat 4 Desa, masing masing, Desa Sekaduyan Taka, Desa Samaenre Semaja, Desa Tabur Lestari, dan Desa Srinanti.

Putra menegaskan, Desa Sekaduyan Taka, menjadi salah satu wilayah perbatasan RI – Malaysia, yang memiliki luas area sekitar 70 Km, dengan jumlah KK lebih 1000 atau lebih 4000 jiwa.

Terdapat keberadaan patok batas Negara sebanyak 1067 patok, di desa ini.

‘’Jadi perbatasan Negara adalah cerminan kehormatan bangsa. Jangan biarkan generasi bangsa di perbatasan tidak berpendidikan. Menjadi tugas kita semua menjaga marwah, martabat Negara,’’ tegasnya.