oleh

Jalan Perbatasan di Bakelalan Malaysia Kembali Ditutup, Nasib Warga Krayan Kian Terpuruk

NUNUKAN, infoSTI – Kondisi dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terus memburuk.

Akses jalan dan jembatan yang rusak akibat musim penghujan, berimbas pada kesulitan transportasi dan kelangkaan Sembako juga Bapokting.

Belum selesai persoalan yang hampir dua bulan menjadikan Krayan seperti hidup dalam zaman penjajahan ini, muncul lagi surat pemberitahuan penutupan sementara wilayah sempadan/perbatasan Krayan – Malaysia, di Bakelalan.

‘’Sempadan Malaysia – Krayan di Bakelalan ditutup sementara. Disana ada perbaikan jalan,’’ ujar Camat Krayan Induk, Ronny Firdaus, dihubungi Sabtu (1/3/2025).

Penutupan kali ini, diberitahukan langsung oleh Kepala Kampung Puneng Kelalan, Sabah, Malaysia, Jackson Labu, melalui surat resmi.

Surat, dikirimkan pada 27 Februari 2025, berisikan maklumat adanya penutupan sementara jalur perbatasan Bakelalan – Long Midang, Krayan Induk.

‘’Kami diminta memaklumi karena penutupan terjadi selama ada perbaikan jalan di Bakelalan. Dari surat yang saya terima, waktu penutupan mulai 27 Februari sampai 3 Maret 2025,’’ jelasnya.

Surat tersebut, juga meminta agar Ronny selaku Camat, memberitahukan kondisi yang terjadi, demi menjaga tidak terjadi salah faham antar warga perbatasan Negara.

‘’Penutupan atas dasar laluan jalan ini sekarang dalam keadaan merunsingkan dan mengganggu activity/aktifitas kami penduduk setempat. Selain itu, pihak kami ingin mengenal pasti kontraktor yang sepatutnya bertanggung jawab diatas perbaikan (maintenance) laluan ini selama ini. Berharap maklum dan memberikan penjelasan kepada masyarakat agar tidak ada salah faham antara kedua warga perbatasan,’’ kata Ronny, membacakan isi surat dimaksud.

Ronny mengatakan, kondisi Krayan, kian terpuruk dengan adanya penutupan jalur perbatasan.

Stok Sembako maupun Bahan Pokok Penting (Bapokting) lain akan terus melejit karena akses yang nihil, dan setok barang yang minim.

Ia mencontohkan, harga gula pasir yang tadinya Rp 20.000/Kg, menjadi Rp 23.000/kg.

Minyak Goreng yang tadinya Rp 20.000/liter, menjadi Rp 27.000/liter, dan telur ayam yang tadinya Rp 70.000/rak, menjadi Rp 80.000.

‘’Ini harga untuk Kecamatan Krayan Induk, yang paling dekat dengan Bakelalan. Harga akan semakin tinggi kalau sudah dilansir ke kecamatan lain,’’ jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, kondisi Krayan, menjadi dasar aksi demonstrasi warga adat Lundayeh, yang menuntut perhatian pemerintah pusat, terkait kondisi keterisolasian yang telah berlangsung tanpa solusi, Kamis (27/2/2025).

Kondisi jalanan di Krayan semakin parah, terutama di musim penghujan, yang menjadikan jalan seperti kubangan lumpur.

Hal ini mengakibatkan roda kendaraan terbenam dan menghentikan aktivitas manusia serta transportasi barang selama hampir dua bulan.

Akses antarkecamatan yang biasanya dapat ditempuh dalam waktu dua jam, kini membutuhkan waktu sehari semalam.

Kondisi ini memaksa masyarakat harus tidur di hutan saat perjalanan.

Stok sembako dan kebutuhan pokok lainnya terus menipis, sedangkan barang-barang dari Malaysia tidak dapat masuk akibat kondisi tersebut.

Akses utama di Krayan yang hancur akibat musim penghujan membuat mobil garden ganda harus ditarik oleh kendaraan lain untuk bisa melintasi jalan yang terendam lumpur.

Sejumlah jembatan juga dilaporkan hanyut oleh banjir, mengakibatkan akses antara desa-desa di Krayan dan kota terputus total.

Lebih lanjut, akses dari Malinau ke Krayan juga mengalami kerusakan parah akibat cuaca buruk, yang menghambat pasokan bahan pokok dari dalam negeri.

Masalah lain yang dihadapi adalah landasan pacu Bandara Long Layu yang masih berupa tanah.

Padahal, akses udara sangat diharapkan untuk membawa sembako dan transportasi bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan medis.

Dalam aksi demonstrasi tersebut, Kepala Adat Krayan Hulu, Yasan Paren, menjadi orator dan menyampaikan enam tuntutan:

1. Segera mengaspal jalan dan membangun jembatan permanen di wilayah perbatasan yang menghubungkan antara Kecamatan Krayan Barat, Krayan Selatan, Krayan Tengah, dan Krayan Timur demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat penjaga perbatasan RI-Malaysia.

2. Segera membuka jalan perbatasan Malindo (Malaysia-Indonesia) Ba’siuk Krayan Selatan untuk meningkatkan ekonomi dan sosial masyarakat adat.

3. Segera menyediakan listrik 24 jam di wilayah masyarakat adat Krayan Selatan.

4. Segera mengaspal bandara perintis dan meningkatkan fasilitas serta infrastruktur Bandara Perintis Long Layu, Kecamatan Krayan Selatan, yang merupakan satu-satunya sarana transportasi yang menghubungkan masyarakat adat dengan perkotaan.

5. Segera menetapkan Krayan Raya sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Krayan.

6. Segera menuntaskan jalan Malinau-Krayan.