NUNUKAN, infoSTI – Pengetatan sempadan/perbatasan Negara di Bakelalan, Malaysia, mengakibatkan ancaman bagi ketersediaan Sembako dan Bahan Pokok Penting lain di 5 Kecamatan, di dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara.
Ketersediaan stok pangan menipis, dan harga Sembako merangkak naik.
Jika kondisi ini terus terjadi, wilayah Krayan yang hanya bisa ditempuh lewat jalur udara dari Ibu Kota Kabupaten Nunukan ini, akan mengalami inflasi, dan semakin terisolir.
‘’Saya baru mendapat laporan kondisi Krayan, Hari Minggu sore kemarin, dari Kepala Dinas Perdagangan. Ada dua hal urgen, pertama adanya pengetatan barang keluar masuk di Bakelalan, Malaysia, dan jembatan penghubung yang putus gak bisa akses kesana kemari,’’ ujar Pj Sekda Nunukan, Asmar, dikonfirmasi, Selasa (11/2/2025).
Asmar mengatakan, dua peristiwa tersebut, sama sama menjadi pemikiran serius Pemda Nunukan.
Untuk masalah jembatan yang putus, Pemda sudah mengalokasikan anggaran dari BTT (Belanja Tidak Terduga), guna memperbaiki jembatan penghubung antar kecamatan yang putus akibat banjir.
‘’Saat ini perbaikan sedang berlangsung, ditangani oleh BPBD,’’ jelasnya.
Ada dua catatan yang perlu digarisbawahi terkait kondisi Krayan saat ini.
Yang pertama, kondisi jalanan Krayan yang rusak di setiap musim penghujan, bukanlah domain Pemda Nunukan.
‘’Jalan jalan utama di wilayah Krayan, semuanya menjadi domain Pemprov Kaltara,’’ imbuhnya.
Adapun terkait dengan pengetatan barang masuk di kawasan sempadan Bakelalan, Malaysia, kata Asmar, perlu difahami, bahwa Bakelalan bukan wilayah administrative Nunukan atau wilayah Indonesia.
Sehingga, hal tersebut murni kewenangan Pemerintah Malaysia, yang tidak bisa dicampuri oleh Pemkab Nunukan.
‘’Sementara saya minta para Camat di lima Kecamatan yang ada disana (Krayan), untuk mengidentifikasi dampak yang timbul. Kita segera rapatkan solusinya bersama,’’ kata Asmar lagi.
Lebih jauh, Asmar menegaskan, di masa transisi saat ini, dimana Kabupaten Nunukan sedang menghadapi pergantian Bupati, segala bentuk kebijakan dibatasi, termasuk menunda seluruh kegiatan.
Selain itu, terbitnya Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran, juga mempersempit ruang gerak Pemda Nunukan, yang merupakan wilayah perbatasan Negara.
‘’Yang jelas, kebijakan efisiensi anggaran cukup berdampak, dan sangat terasa. Apalagi untuk Nunukan yang notabene perbatasan Negara,’’ kata Asmar.
Sebelumnya diberitakan, adanya pengetatan keluar masuk barang di perbatasan Malaysia – Krayan, di Bakelalan, berimbas pada kelangkaan Sembako untuk 5 Kecamatan di Krayan.
Camat Krayan Selatan, Oktafianus Ramli mengatakan, beberapa hari ini, Krayan mulai mengalami kelangkaan Sembako.
‘’ Ada pengetatan sempadan Bakelalan oleh Polis Malaysia, sehingga persediaan Sembako kita, mungkin hanya cukup seminggu ke depan. Musibah bagi Krayan,” ujarnya.
Biasanya, kebijakan di perbatasan diketahui warga setempat dan menyebar dengan cepat.
Namun kali ini, alasan penjagaan ketat di perbatasan Krayan – Bakelalan, Malaysia, tidak diketahui pasti.
“Alasannya belum pasti kami. Dengar dengar terkait insiden penembakan WNI di perairan Tanjung Rhu, Banting, Selangor, Malaysia pada Januari lalu,” kata Oktafianus.
Oktafianus menuturkan, mayoritas barang barang di Krayan, semua dipasok dari Malaysia.
Dengan berlakunya pengetatan sempadan, tidak hanya Krayan Selatan yang akan mengalami kelangkaan Sembako, tapi 5 Kecamatan Krayan.
“Kemarin ada 17 mobil dikembalikan ke Lawas. Malaysia tidak ijinkan membawa barang ke Indonesia,” tuturnya.
“Yang boleh dibawa masuk Indonesia itu, hanya barang barang yang mendapat declare atau surat pengantar resmi dari Indonesia,” jelasnya.
Ia melanjutkan, saat ini, harga Sembako di Krayan sudah mulai naik.
Gula pasir, contohnya, yang biasanya dijual Rp 23.000/kg, kini dibanderol Rp 28.000 sampai Rp.30.000.
“Yang naik betul itu LPG 14 kg Petronas itu. Biasa kita bisa dapat Rp 250.000an, sekarang harganya Rp 500.000,” urainya.