NUNUKAN, infoSTI – Pemerintah Daerah Nunukan, Kalimantan Utara, menetapkan status tanggap darurat atas banjir di Krayan Selatan.
Banjir, akibat curah hujan tinggi sejak awal tahun 2025, menghanyutkan jembatan Sungai Bude, yang merupakan akses utama penghubung Krayan Selatan dengan wilayah lain.
Anak anak SMAN 1 Krayan Selatan harus meniti jembatan darurat berupa balok kayu.
Bahkan untuk mensuplay BBM ke Krayan Selatan, pemilik APMS harus membayar buruh angkut dengan biaya Rp 1000 per liter, demi bisa menyeberangkan BBM per jerigen isi 35 liter.
“Pemda Nunukan melalui BPBD sudah menetapkan status tanggap darurat bencana alam banjir,” ujar Kasubid Rehabilitasi dan Rekontruksi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Mulyadi, dihubungi, Selasa (4/2/2025).
BPBD Nunukan juga mengirimkan tim untuk penanggulangan bencana ke Krayan Selatan.
Wilayah pelosok perbatasan RI – Malaysia ini, hanya bisa diakses menggunakan pesawat terbang dari Ibu Kota Kabupaten Nunukan.
Sampai di Krayan, petugas BPBD kesulitan menembus akses menuju lokasi bencana.
“Karena kondisi jalan buruk, ditambah lagi intensitas curah hujan tinggi, jadi tim BPBD berjuang keras untuk menembus rute ke Long Layu,” tutur Mulyadi.
Mobil petugas BPBD tertanam dalam lumpur, dan kesulitan melaju.
Petugas yang berusaha keras mengeluarkan ban mobil dari jebakan lumpur seakan luluran, karena lumpur memenuhi tubuh sampai rambut.
“Bermalam di hutan kami karena kesulitan keluar dari jebakan lumpur,” kata Mulyadi.
Setelah berhasil ditarik keluar dari lumpur, hari ini, petugas BPBD sudah sampai di lokasi bencana.
“Meski ada anggota kami cedera lututnya karena berusaha mengeluarkan mobil dari lumpur,” imbuhnya.
Langkah awal yang dilakukan, BPBD bersama aparat terkait melakukan penyelamatan dan evakuasi jiwa dan harta benda warga yang ada di wilayah bantaran sungai.
Kemudian berlanjut melakukan pendataan semua aset yang terkena dampak banjir.
Seperti jembatan yang putus, jalan yang rusak, sawah yang terkena banjir, dan lainnya.
“Penanganan untuk jembatan darurat, akan ditangani oleh BPBD yang bekerja sama dengan PU Kabupaten dengan aparat setempat dan warga,” kata Mulyadi.