NUNUKAN, infoSTI – Puluhan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Nunukan, Kalimantan Utara, mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), Selasa (7/10/2025).
Kalapas Nunukan, Puang Dirham mengatakan, tingginya tembok penjara, hanya membatasi kebebasan fisik warga yang pernah melanggar hukum.
Namun bukan menjadi penghalang untuk tetap memiliki mimpi masa depan cerah, setelah WBP membayar konsekuensi perbuatannya di balik jeruji besi.
‘’Kesungguhan para WBP yang ikut ANBK adalah bukti adanya harapan untuk masa depan lebih baik. Mereka memang sedang menjalani hukuman. Tetapi mereka juga kita beri kesempatan membangun kembali masa depan yang lebih cerah melalui pendidikan,’’ ujarnya, saat dihubungi.
Di ruang ujian yang sederhana, sebanyak 21 peserta ANBK untuk Paket A, terlihat fokus menatap layar komputer, menjawab soal demi soal, dengan penuh keyakinan.
Di tengah keterbatasan, para WBP yang berusia sekitar 25 – 40 tahun ini, membawa semangat tak tergoyahkan untuk menyambung kembali pendidikan yang pernah putus, atau merasakan bagaimana pendidikan formal di bangku sekolah.
Puang yang ikut memantau ANBK, mengaku sangat mengapresiasi semangat belajar warga binaan.
Hal tersebut membuktikan bahwa mereka benar-benar ingin berubah dan memperbaiki diri.
‘’Dengan pendidikan, kami yakin mereka akan lebih siap kembali ke masyarakat dengan bekal yang lebih baik. Semangat mereka adalah pesan sunyi yang menggugah, bahwa harapan tak pernah benar-benar hilang, bahkan di balik jeruji besi,’’ tegas Puang.
Para WBP Lapas Nunukan, lanjut Puang, mengambil pelajaran berharga terhadap program pendidikan kesetaraan paket A, yang dicanangkan Lapas bersama Dinas Pendidikan melalui PKBM Lanuka ini.
Mereka menyadari, ANBK bukan hanya tentang nilai atau hasil akhir.
Ini adalah momentum untuk membuktikan kepada diri sendiri dan keluarga, bahwa mereka mampu bangkit dan berubah.
“Dulu saya pikir semuanya sudah selesai. Tapi sekarang, saya punya mimpi lagi. Saya ingin bebas nanti bukan hanya sekadar keluar, tapi juga membawa harapan baru untuk keluarga saya,” ujar salah satu peserta ANBK dengan mata berkaca-kaca, ketika dimintai tanggapan oleh Puang.