oleh

Cerita Perjuangan Para PPPK Paruh Waktu dari Pedalaman Krayan, Habiskan Minimal Rp 3 Juta Demi Selembar SKCK

NUNUKAN, infoSTI – Antrean PPPK Paruh Waktu untuk mendapat SKCK di Polres Nunukan, Kalimantan Utara, saat BKN mengumumkan deadline waktu pengisian Daftar Riwayat Hidup (DRH), hanya sampai 15 September 2025, menjadi pemandangan memprihatinkan.

Mereka harus mengantre berjam jam, mengusap keringat dan menahan lapar, demi selembar SKCK yang menjadi salah satu sarat administrasi demi mendapat Nomor Induk Pegawai (NIP).

Beruntung BKN akhirnya mengabulkan perpanjangan waktu untuk pengisian DRH, hingga 22 September 2025.

Dibalik antrean tersebut, terselip kisah perjuangan para Peserta PPPK Paruh Waktu, yang berasal dari pedalaman Nunukan, dari Perbatasan RI – Malaysia, wilayah Krayan.

Di musim penghujan yang terjadi, warga pelosok Negara ini, harus berjuang menembus jalanan rusak menuju Bandara Long Bawan.

‘’Kalau dari Long Bawan, tinggal naik pesawat sekitar Rp 500.000 ke Nunukan. Kalau yang dari wilayah Krayan Selatan, Krayan Timur dan Krayan Barat, mereka harus bermalam di hutan, menginap lagi di Long Bawan. Baru terbang ke Nunukan,’’ tutur Camat Krayan Induk, Roni Firdaus, dihubungi, Selasa (16/9/2025).

Biaya sewa mobil di Krayan, tidak semurah daerah kota. Antar kecamatan saja, bedanya sudah Rp 500.000.

Bisa dibayangkan, mereka harus menembus jalanan berlumpur, membayar mahal mobil yang terkadang terbenam dalam lumpur, dan mereka juga yang membantu mobil terbebas dari jebakan lumpur.

‘’Pesawat juga terbatas, beruntung ada pesawat TNI yang sedang beroperasi dari Tarakan – Krayan. Jadi sebagian mereka menumpang pesawat TNI, turun di Tarakan, baru menyeberang ke Nunukan pakai speed boat,’’ tuturnya.

Deadline waktu 15 September 2025 yang sebelumnya diumumkan BKN, membuat para peserta PPPK Paruh Waktu di Krayan, kalang kabut.

Bagi yang sawahnya selesai panen, mungkin tidak bingung biaya untuk ke kota.

Lain halnya bagi mereka yang sawahnya belum masa panen, dan harus mencari pinjaman uang kesana kemari.

Roni menuturkan, biaya transport ke Nunukan Kota mungkin Rp 500.000 kalau dari Bandara Long Bawan.

Namun mereka harus memikirkan jumlah flight, kapasitas pesawat perintis yang tidak sampai 10 orang penumpang. Belum lagi biaya bayar penginapan atau biaya makan di kota.

‘’Paling sedikit habis Rp 3 juta. Itu kalau perjalanan normal, dari Bandara Long Bawan ke Bandara Nunukan. Tapi kan ada yang lewat Tarakan dengan pesawat TNI, ada juga yang lewat Malinau,’’ kata Roni lagi.

Roni yang prihatin dengan kondisi tersebut, mempersilahkan warga Krayan untuk menginap di rumahnya, yang berada tak jauh dari Mapolres Nunukan.

Ada sekitar 20 peserta PPPK Paruh Waktu yang tinggal di rumahnya.

‘’Semoga perjuangan mereka tidak sia sia. Ini tentang masa depan para honorer. Kita masih terus berharap, keadaan perbatasan Negara menjadi perhatian khusus,’’ kata Roni.