oleh

Upayakan Kemandirian Pangan di Perbatasan RI – Malaysia, Dandim 0911 Nunukan Galakkan Optimalisasi 3.135 Hektar Sawah

NUNUKAN, infoSTI– Dandim 0911 Nunukan, Kalimantan Utara, Letkol Inf Tony Prasetyo, mengupayakan kemandirian pangan bagi Kabupaten Nunukan, dengan target optimalisasi sekitar 3.135 hektar lahan sawah.

Kondisi Kabupaten Nunukan yang masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap pasokan pangan dari luar pulau, khususnya dari Sulawesi Selatan, Surabaya, hingga negeri sebelah, Malaysia, butuh perhatian khusus.

‘’Kita menggalakkan program ketahanan pangan nasional. Dan kondisi Nunukan yang memiliki ketergantungan pangan dari luar, tentu sebuah problem yang harus menjadi perhatian bersama,’’ ujarnya, ditemui Selasa (19/8/2025).

Jika berhitung hasil panen, dalam setiap hektar sawah, diprediksi menghasilkan 5 hingga 6 ton gabah.

Dengan demikian, jika optimalisasi lahan lahan tidur berhasil, hasil panen diperkirakan mencapai angka 15.675 ton gabah, yang bisa menjadikan Kabupaten Nunukan surplus beras.

‘’Program sudah berjalan, dan sejauh ini sudah lebih 1000 hektar yang kita optimalisasi. Target kita, Oktober 2025 sudah mulai tanam,’’ jelasnya.

Sampai hari ini, Kabupaten Nunukan memang hanya bisa menunggu distribusi pangan dari luar daerah.

Saat cuaca buruk dan kapal laut terlambat datang, kenaikan harga pangan menjadi tradisi.

Solusi satu satunya, hanya bergantung pada pasokan dari Malaysia, sehingga kemandirian pangan merupakan perkara urgen.

Selain implementasi Program Ketahanan Pangan, Kodim 0911 Nunukan juga menggalakkan Program Pangan Murah.

Kodim 0911 Nunukan bekerjasama dengan PT Bulog untuk menyalurkan beras murah ke masyarakat.

Tahap pertama, ada sekitar 5 ton beras yang dijual dengan harga Rp 63.500 per kemasan 5 Kg.

Dan jumlah tersebut langsung ludes dalam waktu dua hari.

‘’Harga beras Bulog lebih murah dan minat masyarakat Nunukan tinggi. Jadi tingkat pembelian sangat tinggi dan target menjangkau kalangan ekonomi bawah telah sesuai target,’’ kata dia.

Untuk Program Pangan Murah, Harga Eceran Tertinggi (HET) di Kaltara, dibanderol Rp 65.500.

Angka ini menjadi kendala jika diterapkan di wilayah pedalaman Nunukan, mulai Seimanggaris, Sebuku, Sembakung, Tulin Onsoi hingga Lumbis.

‘’Kita sedang berusaha merumuskan formulasi bagaimana harga beras Bulog tidak melebihi HET ketika kita alokasikan ke pedalaman. Itu belum ke Krayan yang notebene lebih sulit terjangkau. Semoga bisa,’’ kata Tony lagi.

Selain bertujuan pemenuhan pangan murah, Tony juga berharap kerja sama dengan Bulog bisa menekan harga pangan ke level terendah.