oleh

KRI Tawau Terbitkan Kalender Bertema Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

TAWAU, infoSTI – Konsulat RI di Tawau, Malaysia, menerbitkan kalender meja 2025, bertemakan warisan budaya tak benda (WBTB), yang diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Kalender meja setebal 28 halaman ini, dikhususkan bagi masyarakat di wilayah kerja Konsulat RI Tawau, yang meliputi Tawau, Kalabakan, Kunak, Lahad Datu dan Semporna.

Konsulat RI – Tawau, Aris Heru Utomo, mengatakan, melalui penerbitan kalender bertema khusus WBTB UNESCO, Konsulat RI Tawau dapat memberikan kontribusi nyata bagi upaya pelestarian kekayaan budaya bangsa dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya WBTB.

“Saya berharap bahwa melalui kehadiran kalender khusus bertema WBTB UNESCO, masyarakat Indonesia di Sabah, akan mengenal kembali kekayaan budaya tanah airnya,” ujarnya, melalui pesan tertulis, Kamis (23/1/2025).

Kalender, diawali dengan penampakan foto gedung kantor Konsulat RI Tawau pada halaman pertama, diikuti dengan sambutan Kepala Perwakilan RI Tawau pada halaman kedua.

Selanjutnya mulai halaman 3 hingga 26, dimuat informasi mengenai 14 kekayaan budaya Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2008.

Yaitu, keris, batik, wayang, angklung, tari Saman, Noken, tari Bali, pencak silat, pantun, gamelan, jamu, Reog Ponorogo dan kebaya.

Halaman 27, dimuat quote dari Proklamator Kemerdekaan RI, Ir.Soekarno dan Mohammad Hatta.

Ada dua quote dari Soekarno yang dimuat dalam kalender ini yaitu ”Saya tidak mengatakan, bahwa saya menciptakan Pancasila. Apa yang saya kerjakan, hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kita. Tradisi-tradisi kita sendiri, dan saya menemukan lima butir mutiara yang indah”.

Quote lain adalah, ”Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan. Bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat istiadat tertentu. Tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke”.

Sedangkan quote dari Mohammad Hatta berbunyi, ”Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki”.

“Harapan kami, masyarakat Sabah, Malaysia, akan semakin mengenal kekayaan budaya Indonesia. Terutama yang sudah diakui secara internasional oleh UNESCO. Salah satunya adalah Reog Ponorogo. Sehingga mereka dapat menghormati status dan keberadaan budaya Indonesia,” kata Heru.