NUNUKAN, infoSTI – Penyakit gondongan, sedang menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Sejak ada lima laporan anak SD mengalami gondongan, dalam dua hari terakhir, Dinkes sudah memerintahkan Puskesmas melakukan pencegahan dan mengimbau masyarakat sekitar untuk mewaspadai penularan gondongan.
‘’Kita sudah keluarkan edaran untuk semua sekolah. Meski dampaknya tidak terlalu bahaya, tetap saja butuh antisipasi dan gerak cepat agar tidak banyak menginfeksi anak lain,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan Nunukan, Miskia, ditemui, Senin (18/11/2024).
Miskia meminta pihak sekolah bisa lebih memperhatikan murid dan siswanya.
Ketika menemukan anak dengan gejala demam, mengeluhkan sulit menelan, sakit kepala dan muncul pembengkakan di bagian rahang, agar segera menghubungi dokter di Puskesmas terdekat.
‘’Mungkin kalau anak anak agak cepat menyebar. Karena penularan gondongan ini kan dari droplet atau air liur. Anak anak kalau jajan biasa dimakan sama sama. Makan sama sama, itu yang membuat penularannya cepat,’’ jelas Miskia.
Sejauh ini, gondongan ditemukan di sekolah perkotaan di Nunukan. Belum ada laporan yang terjadi di daerah pedalaman.
Kendati demikian, surat edaran Dinkes untuk Puskesmas, dan Pustu, diharap menjadi langkah antisipasi untuk menekan sebaran penyakit MUMPS/Gondongan, yang disebabkan virus Paramoxyvirus tersebut.
‘’Kita anjurkan agar anak anak dengan gejala yang saya sebutkan, agar tidak masuk sekolah dulu. Isolasi dulu saja di rumah. Paling tidak lama, seminggu juga sudah membaik biasanya,’’ kata dia.
Ia menambahkan, merebaknya virus yang menyerang kelenjar air liur di sekitar leher ini, disebabkan karena cakupan vaksinasi yang rendah dan keengganan orang tua untuk memvaksin anaknya.
Cara pengobatannya, bisa dengan pemberian vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR).
‘’Kami sudah warning Kepala Sekolah untuk melakukan sterilisasi area sekolah dengan disinfektan dan terus mengedukasi siswa serta warga sekolah, untuk menjaga pola hidup sehat,’’ tutupnya.