NUNUKAN, infoSTI – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nunukan, Kalimantan Utara, Basri – Hanafiah, (BAHAGIA), mewacanakan program berobat gratis hanya dengan menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kabupaten Nunukan, jika terpilih di Pilkada serentak 27 November 2024 mendatang.
‘’Masalah berobat di RS Nunukan masih menjadi masalah serius. Banyaknya keluhan tentang pelayanan kesehatan. Kita jadikan itu sebagai sebuah rujukan, dan kita memiliki solusinya, yaitu berobat gratis dengan hanya menunjukkan KTP Nunukan,’’ ujar Ketua Tim Pemenangan BAHAGIA, La Dulah, menerangkan salah satu program unggulannya, Minggu (3/11/2024).
Setiap KTP warga Nunukan akan kembali didata, untuk memastikan NIK KTP mereka include dengan BPJS Kesehatan.
Hal tersebut, untuk memangkas kesulitan pengurusan administrasi di RSUD, yang selama ini kerap menghiasi medsos di Nunukan.
Subsidi berobat gratis, kata La Dulah, wajib menjadi prioritas. Karena masalah kesehatan masyarakat harus diutamakan.
‘’Orang sakit, terutama yang parah, itu tidak bisa menunggu. Harus lama antre mendaftar dan sebagainya. Kita pangkas birokrasi begitu, dengan pelayanan pendaftaran digital misalnya. Sehingga pelayanan lebih efektif dan tidak bertele tele,’’ katanya lagi.
Lalu apa kiat BAHAGIA mewujudkan wacana tersebut?
1. Memperkuat jaringan
La Dulah menjelaskan, Paslon BAHAGIA, memiliki sebuah komitmen untuk memaksimalkan link/jaringan pemerintahan, sehingga urusan Pemda, bisa lebih diperhatikan.
Menurut Juru Bicara Paslon nomor 2 ini, sebuah komunikasi dan memperkuat jaringan dalam birokrasi pemerintahan adalah keniscayaan.
Dengan komunikasi yang baik, upaya lobi yang benar, dan kondisi geografis Nunukan yang merupakan perbatasan Negara, sudah barang tentu, Nunukan menjadi salah satu daerah yang menjadi prioritas Negara, dengan banyak gelontoran anggaran dari pusat.
‘’Itu salah satu hal yang kita bisa maksimalkan. BAHAGIA memiliki kemampuan dan jaringan luas di pemerintahan. Basri yang berlatar belakang militer juga punya jaringannya sendiri. Itu akan dibuktikan setelah BAHAGIA menjabat nanti,’’ kata La Dulah.
2. Menambah besaran APBD
Komitmen BAHAGIA lain, adalah menambah besaran APBD Nunukan.
‘’Dengan penambahan APBD, program program yang dicanangkan akan lebih terjamin, dan implementasinya akan lebih luas dan komprehensif,’’ imbuhnya.
3. Peningkatan status RS Pratama
Program di bidang kesehatan BAHAGIA, mencakup pembenahan rumah sakit.
Tak hanya urusan managemen dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap RSUD Nunukan yang nyaris bangkrut tentunya.
BAHAGIA juga akan menaikkan status 3 RS Pratama, masing masing, di Pulau Sebatik, Kecamatan Sebuku, dan dataran tinggi Krayan, menjadi type D.
‘’Selama ini, fungsi RS Pratama yang dibangun era Basri tidak difungsikan maksimal. Hal tersebut, berkaitan dengan masih kentalnya stigma dendam politik yang dipraktekkan pemerintah saat ini,’’ kata La Dulah lagi.
Dalam kunjungan kampanye ke wilayah Krayan misalnya, RS Pratama yang bangunannya cukup megah, justru nihil pasien.
Warga Krayan, dikatakan La Dulah, lebih banyak berobat ke Puskesmas, menimbang jalanan/akses menuju RS Pratama, kondisinya rusak dan sulit dilewati.
‘’Kita semua tahu sendiri bagaimana gambaran pelayanan kesehatan di Nunukan saat ini. RSUD Nunukan hampir bangkrut. Tidak ada peningkatan status RS Pratama. Sampai kekurangan dokter yang selama ini menjadi keluhan. Kita benahi itu semua nanti. Kalau era Basri, semua RS Pratama dibangun, maka si pembangun lebih tahu bagaimana mengurusinya,’’ lanjutnya.
Dengan peningkatan status RS Pratama, fasilitas dan kelengkapan alat medis akan menjamin kualitas pengobatan.
Alhasil, warga pelosok perbatasan tidak harus berobat ke Nunukan dengan menempuh jarak cukup jauh, waktu yang terbuang, dan biaya yang cukup menguras kantong.
‘’Masalah kesehatan itu menjadi prioritas BAHAGIA. Jika terpilih nanti, program kerja 100 hari pertama, salah satunya adalah memastikan kondisi RSUD Nunukan layak dan memberikan pelayanan terbaiknya,’’ tegasnya.
4. Menambah dokter
Saat ini, jelas La Dulah, Kabupaten Nunukan masih memiliki masalah dengan kurangnya tenaga kesehatan, khususnya di daerah pelosok terpencil.
Banyak putra daerah yang menjadi dokter, justru tidak mau pulang ke Nunukan, dan memilih mengabdikan diri di daerah lain.
‘’Ada beberapa faktor, tunjangan dokter Nunukan paling kecil se-Kaltara. Dengan geografis wilayah perbatasan Negara dan segala kekurangannya, bagaimana mungkin dokter mau bertugas di Nunukan kalau tunjangannya tidak sebanding dengan beban kerjanya,’’ sesalnya.
Bahkan RSUD Nunukan yang menjadi pusat rujukan di pusat Kabupaten ini, memiliki kekurangan dokter spesialis.
Dokter spesialis paru paru, pindah tugas. Dokter spesialis hemodialisa juga nihil.
‘’Program berobat gratis dengan KTP, tentu harus didukung dengan fasilitas bagus dan dokter memadai. Mewujudkan itu semua sudah menjadi tugas dan kewajiban pemerintah yang dipilih masyarakatnya. Mari pilih nomor 2 untuk BAHAGIA,’’ seru La Dulah.