NUNUKAN, infoSTI – Emak emak di perbatasan RI – Malaysia, di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, memprotes nama Pelabuhan Lintas Batas Negara (PLBN) yang diberi nama dengan PLBN Sei Nyamuk.
Aksi tersebut menciptakan kegaduhan dan sejumlah akun medsos dipenuhi dengan ketidakpuasan para kaum ibu tersebut atas pemberian nama Sei Nyamuk pada PLBN yang baru saja diresmikan Presiden Jokowi, bersamaan dengan 7 PLBN lain, melalui zoom meeting, pada Rabu (2/10/2024) lalu.
‘’Sempat ada izin unjuk rasa, tapi tidak diizinkan Kapolsek karena tentu aksi demo izinnya harus diberitahukan beberapa hari sebelumnya. Jadi, aksi emak emak Sebatik, terjadi saat melihat nama yang dipasang sebagai nama PLBN adalah Sei Nyamuk, bukan PLBN Sebatik Indonesia,’’ ujar Camat Sebatik Utara, Zulkifli, dihubungi Selasa (8/10/2024).
Zulkifli menjelaskan, lokasi gedung PLBN yang disebut Sei Nyamuk, sebenarnya berada di wilayah administrasi Desa Sei Pancang.
Saat terjadi relokasi warga di awal pembangunan pada 2021 lalu, sempat terjadi penolakan warga.
Sampai akhirnya, para Kades dan 5 Camat di Pulau Sebatik, sepakat membujuk warga agar setuju, dan menjadikan PLBN tersebut sebagai salah satu ikon Pulau Sebatik, yang diberi nama dengan PLBN Sebatik Indonesia.
‘’Jadi pada dasarnya, penamaan PLBN, adalah PLBN Sebatik Indonesia. Begitu ada peresmian oleh Presiden, plang nama yang terpasang adalah PLBN Sei Nyamuk. Itu memantik protes emak emak. Mereka berunjuk rasa, dan akhirnya difasilitasi Polisi dan Pemerintah Kecamatan untuk berdialog di PLBN dengan pihak pengelola,’’ jelasnya.
Aksi emak emak di Sebatik, kata Zulkifli, bisa diartikan sebuah kepedulian dan rasa memiliki, sehingga penamaan PLBN Sei Nyamuk, dianggap hanya mengedepankan salah satu desa, dan mengesampingkan desa lainnya.
Lebih jauh, Zulkifli menuturkan, merunut sejarah yang ada, PLBN Sebatik berada di areal pelabuhan/dermaga tradisional Sei Nyamuk.
Dermaga tersebut, merupakan salah satu dermaga terlama di Sebatik, yang melayani pelayaran antar pulau, termasuk melayari Kota Tarakan.
Terdapat UPT Syahbandar Sei Nyamuk juga disana. Bahkan, nama dermaga Sei Nyamuk, masuk dalam Inpres Nomor 1 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan 7 PLBN di Indonesia.
Masuk tahap pembebasan lahan, warga Sei Pancang sempat menolak keras untuk relokasi, menimbang nama PLBN yang muncul adalah Sei Nyamuk.
Sampai akhirnya, masyarakat diberi pengertian dan pemahaman bahwa PLBN adalah proyek nasional dan telah menjadi ketetapan Presiden.
‘’Saat itu para Kades dan semua Camat mengusulkan perubahan nama. PLBN nanti akan dinamakan PLBN Sebatik Indonesia. Dan saat peresmian kemarin, yang muncul adalah nama PLBN Sei Nyamuk, itulah menjadikan emak emak teriak tak terima,’’ tuturnya.
‘’Sebenarnya, suara emak emak itu juga menjadi kegelisahan para ketua RT, Kepala Desa dan semua Camat di Sebatik. Lewat dialog tadi pagi, pengelola PLBN bersedia menurunkan plakat nama PLBN Sei Nyamuk, dan berjanji melaporkan keinginan warga perbatasan ke pemerintah pusat,’’ kata Zulkifli.