NUNUKAN, infoSTI – HUT TNI 79 di Nunukan, Kaltara, Sabtu (5/10/2024), dirayakan dengan nuansa persatuan yang cukup meriah.
Seluruh elemen, instansi dan lembaga yang ada di perbatasan RI – Malaysia, masing masing, Satgasmar Ambalat XXX, Yonarmed 11/Guntur Geni Kostrad, Kodim 0911/Nunukan, Brimob, Polisi, Pengadilan, Kejaksaan, Imigrasi, Bea Cukai, Instansi kepelabuhanan dan Perbankan, serta pejabat Pemda Nunukan, demikian padu saat menari bersama masyarakat di tengah hujan pasca upacara digelar.
Lagu lagu berbagai daerah nusantara yang mengalun, menambah semarak dan keakraban yang terjalin antara TNI dan Rakyat.
“Kita memang ingin menghadirkan nuansa kebersamaan bersama Rakyat di ikon kota Nunukan, Tugu Dwikora, yang menjadi saksi konfrontasi sejarah dalam mempertahankan NKRI,” ujar Danlanal Nunukan, Kolonel Laut (P) Handoyo, ditemui setelah upacara.
“Dengan peringatan HUT TNI 79 di Tugu Dwikora, kita berharap persatuan kita semakin padu. Dan para TNI semakin semangat dalam memastikan keamanan perbatasan dan kedaulatan bangsa,” imbuhnya.
Aksi HUT TNI di Nunukan, diawali dengan ragam Bhakti Sosial, perlombaan olahraga, Persatuan Baris Berbaris, lomba yel yel, dan ziarah makam pahlawan Jaya Sakti.
Atraksi bela diri dari Yonarmed 11 Guntur Geni Kostrad, menjadi tontonan menarik.
Dalam moment ini, Danlanal Nunukan memberikan hormat dan apresiasi kepada seluruh prajurit atas dedikasi dalam menjalankan tugas, sehingga TNI mendapatkan kepercayaan rakyat.
“Namun jangan sampai jumawa, karena kita masih harus terus menjaga kedaulatan bangsa, keutuhan NKRI, berdasar UU 1945, dan melindungi negara dengan seluruh tumpah darah, dari semua gangguan,” tegasnya.
Sekilas tentang Dwikora. Dwi Komando Rakyat, adalah komando Presiden Soekarno yang dikeluarkan sebagai respons atas rencana pembentukan Federasi Malaysia.
Dwikora dideklarasikan oleh Presiden Soekarno pada 3 Mei 1964. Latar belakang Dwikora adalah pembentukan Malaysia yang terdiri atas Federasi Malaya bersama-sama dengan Sabah, Sarawak, dan Singapura, yang didukung oleh Inggris.
Hal itu mendapat tentangan keras dari Presiden Soekarno, yang menganggap Federasi Malaysia sebagai boneka Inggris, yang ingin menambah kontrolnya di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, Indonesia juga menganggap keinginan itu telah melanggar Perjanjian Manila.
Ada dua isi Dwikora, yaitu: Perkuat pertahanan revolusi Indonesia.
Bantu perjuangan Revolusioner rakyat Malaysia, Singapura, Sabah, Serawak, Brunei, untuk membubarkan negara boneka Malaysia.
Pemda Nunukan, membangun Tugu Dwikora, sebagai saksi sejarah peristiwa konfrontasi Indonesia – Malaysia yang terjadi pada tahun 1963 hingga 1966 silam.
Tugu Dwikora, pertama kali dibangun dengan tinggi 3 meter dengan dikelilingi pagar rantai besi.
Kemudian direnovasi pada 2013 dengan tinggi 17 meter, dengan pagar permanen dari beton dan dilapisi keramik tebal 3 meter, diameter dasar 9 meter persegi.
Pada sisi sebelah kanan tugu, diletakkan 1 unit tank P-T 76, sementara sisi sebelah kiri, dipasangi meriam howitzer 122 mm.
Bagian depan tugu, dipasangi jangkar dan diorama foto perjuangan Dwikora.
Untuk diketahui, perayaan hari lahir militer Tanah Air ke 79 ini, mengusung tema “TNI Modern bersama Rakyat, Siap Mengawal Suksesi Kepemimpinan Nasional untuk Indonesia Maju.”
Dalam momen perayaan nasional ini, ada 1.059 alutsista milik TNI dari trimatra yang dipamerkan di Jakarta.
Ribuan alutsista yang terdiri dari kendaraan taktis, kendaraan tempur, tank-tank amfibi, truk pengangkut pasukan, dan sistem peluncur senjata akan iring-iringan pawai.
Pawai berlangsung dari Monas-Thamrin-Sudirman-Senayan, hingga kembali ke Monas.