oleh

Gelar Sholat Gerhana Bulan, Imam Masjid Al Azka Nunukan Ingatkan Ummat Berpegang Kuat Pada Agama

NUNUKAN, infoSTI – Masjid Al Azka, Nunukan, Kalimantan Utara, menyerukan sholat gerhana bulan berjamaah, Minggu (8/9/2025).

Untuk diketahui, setelah tiga tahun absen, gerhana bulan total kembali menyambangi Indonesia pada Minggu (7/9/2025) tengah malam hingga Senin (8/9/2025) subuh.

Seluruh tahapan gerhana Bulan blood moon alias Bulan merah darah itu bisa disaksikan masyarakat.

Namun, mereka yang tinggal di sisi timur Papua bagian Indonesia tidak akan bisa mengamati akhir gerhana Bulan karena Matahari sudah keburu terbit.

Gerhana Bulan terjadi saat Bulan memasuki wilayah bayang-bayang Bumi.

Akibatnya, sinar Matahari yang menyinari seluruh Tata Surya, termasuk yang mengarah ke permukaan Bulan, tiba-tiba terhalang oleh Bumi.

Bulan yang saat itu tengah purnama, berwarna kuning cerah, secara perlahan akan berubah menjadi gelap hingga akhirnya berwarna merah bata.

‘’Tidaklah bertambah zaman itu, kecuali bertambah rusak,’’ demikian pembuka khutbah Imam Masjid Al Azka, Ustadz Yahya Al Betawy di hadapan jamaah.

Kerusakan yang terjadi, adalah kerusakan aqidah, kerusakan moral dan kerusakan akhlaq.

Kerusakan tersebut telah terjadi demikian massif, dimana para pejabat tidak mempedulikan aturan agama.

Para pemangku kebijakan tidak menganggap lagi fatwa ulama, dan para pemikir tidak berpatokan pada syariat yang telah digariskan dan dibatasi oleh agama.

‘’Meski zaman sekarang jauh lebih canggih dibanding ratusan tahun lalu. Populasi manusia terus bertambah, tapi menurut sensus dunia, dari sekitar 7 miliar manusia, hanya sekitar 2 miliar yang masih percaya agama, selebihnya ingkar,’’ ujarnya lagi.

Jumlah itupun masih terus berkurang jika menimbang kesungguhan orang memegang agamanya, terus berkurang jika takarannya istiqomah.

Semakin menipis ketika barometernya keikhlasan dalam menjalankan syariat agama.

‘’Bahkan yang mengamalkan agama, masih banyak tercampur dengan perkara tidak semestinya,’’ kata Ustadz Yahya.

Alim ulama mengatakan, zaman terbaik adalah zaman para nabi, lalu zaman ketika Rosululloh Muhammad Sollallohu Alaihi Wasallam masih hidup. Lalu zaman sahabat, zaman tabi’in, tabiut tabi’in dan seterusnya.

Zaman kerusakan diawali dengan zaman Mululah, dan masih ada zaman yang jauh lebih rusak, yaitu zaman Zababiroh. Zaman dimana kita ada di dalamnya.

‘’Zabiiroh bermakna orang yang tak mau diatur oleh agama. Meski zaman akan berangsur kembali ke zaman pertama dari segi kehebatan Islam, tapi itu masih sangat lama, dan belum tentu kita menjumpainya,’’ lanjutnya.

Oleh karena itu, hal yang harus kita lakukan adalah sungguh sungguh menyempurnakan agama. Sungguh sungguh mengamalkan ajaran agama, dan sungguh sungguh ikhlas berpegang pada ajaran agama.

Sebuah zikir tidak dinilai dari seberapa panjang lafadz yang diucapkan, namun bagaimana lantunan zikir merasuk ke hati dan keluar dari lisan dengan ikhlas hanya mengharap pahala.

Ustadz Yahya mengingatkan, semakin sering terjadi gerhana, maka itu adalah salah satu tanda kiamat sudah dekat.

Pada September 2025, gerhana bulan pertama terjadi pada Minggu (8/9/2025), dimana bisa disaksikan seluruh dunia.

Dan kedua, diprediksi terjadi pada 26 atau 27 September 2025, yang tidak Nampak di sebagian Negara.

‘’Yang bisa kita lakukan sebagai Ummat Muslim adalah berusaha mengamalkan agama secara sempurna, setidaknya sebelum kematian datang, kita pernah berusaha menegakkan agama kita,’’ kata Ustadz Yahya.

Gerhana bulan total mala mini, dikenal juga sebagai blood moon karena bulan akan tampak berwarna merah saat fase total terjadi.

Peristiwa ini dapat disaksikan langsung dengan mata telanjang tanpa alat bantu khusus. Dengan detail jadwal dari 22.28 WIB hingga 03.55 WIB, fenomena ini menjadi salah satu peristiwa astronomi 2025 yang paling dinanti.