NUNUKAN, infoSTI – Sejumlah jamaah haji Kalimantan Utara, yang tergabung dalam Jemaah haji kloter 5 Balikpapan, terpantau mengalami penurunan kondisi fisik, akibat cuaca ekstreme di Saudi Arabia.
Hal tersebut dilaporkan oleh dr Irnawati, yang bertugas sebagai Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK).
‘’Makkah, 10 Juni 2025, 14 Dzulhijjah 1446 H, sebanyak 359 Jemaah Haji Kloter 5 BPN Embarkasi Balikpapan, telah melaksanakan rangkaian proses ibadah haji mulai dari Niat, ihrom, wukuf di Arofah, Mabit di Muzdalifah dan Mabit di Mina dengan melontar Jumroh Aqobah di tanggal 10 Dzulhijjah dan Jumroh Ula, Wustha dan Aqobah di tanggal 11, 12 Dzulhijjah (Nafar awal),’’ tulis dr.Irnawati sebagai laporan untuk wartawan.
Mayoritas jamaah haji yang ia dampingi, telah menyelesaikan rukun haji termasuk Tawaf, Sa’i dan Tahallul Akhir.
‘’Hari kedua pasca Armuzna (Arofah, Muzdalifah, Mina), ada beberapa jemaah yang mengalami demam tinggi, batuk, pilek termasuk muntah-muntah, karena kelelahan dan faktor cuaca yang ekstrem yang mencapai suhu 45 derajat celcius,’’ tulisnya.
Kendati demikian, kondisi tersebut masih bisa tertangani oleh petugas kesehatan kloter (Dokter dan Perawat), yaitu dr.Irnawati asal Nunukan dan seorang perawat bernama Nur Alam Mulidin asal Kota Tarakan, tanpa harus merujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan RSAS (RS Arab Saudi).
Irna menegaskan, sebagai petugas kesehatan, dirinya terus memantau penuh kesehatan jemaah haji Kloter 5 BPN, sejak dimulai keberangkatan Armuzna. Khususnya, bagi jamaah resiko tinggi (Risti).
Petugas kesehatan terus berupaya mengendalikan faktor resiko yang bisa terjadi, seperti mengontrol tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol dan asam urat.
‘’Kami intens melakukan edukasi ke jemaah untuk menjaga kesehatannya dengan istirahat yang cukup, makan teratur, minum air sesering mungkin, konsumsi obat obatan rutin, menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti payung, topi, masker, semprotan air, alas kaki jika keluar dari hotel ataupun tenda, saat di Arofah dan Mina,’’ imbuhnya.
Imbauan ini terus disuarakan, meski rangkaian proses ibadah haji telah usai dilakukan pasca Armuzna.
Dari catatan dr.Irnawati, terdapat dua orang jamaah haji kloter 5 BPN yang mengikuti safari wukuf karena kondisi sakit dan lansia.
Sebanyak 68 orang mengikuti program Murur (yaitu perjalanan dari Arofah ke Mina hanya melintasi Muzdalifah tidak bermalam/mabit).
Untuk diketahui, Program Murur, diikuti oleh jamaah yang menggunakan kursi roda dan jemaah haji Lansia (lanjut usia), dengan ada faktor komorbid atau penyakit penyerta seperti tekanan darah tinggi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan lain-lain.
‘’Masih ada waktu kurang lebih 12 hari sebelum kepulangan ke tanah air, bisa digunakan untuk aktivitas ibadah sunnah atau city tour kota Makkah, dengan tetap menjaga kesehatannya,’’ kata dr.Irnawati.