oleh

Tiga Hari Hilang di Perairan Bunyu, Nelayan Asal Sebatik Ditemukan Tewas

BULUNGAN, infoSTI – Tim SAR berhasil menemukan Jusmianto (29), warga Desa Tanjung Karang, Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltara, yang dilaporkan hilang di Perairan Bunyu, pada Kamis (29/5/2025) lalu.

‘’Pada hari Sabtu 31 Mei 2025 pukul 14.23 WITA, pada operasi pencarian hari ke-3, Tim SAR Gabungan telah berhasil menemukan korban dalam kondisi Meninggal Dunia (MD) di Perairan Bunyu pada koordinat 3°27’16.68″N 117°57’7.5″E. dengan radius ±6.62 NM. Untuk selanjutnya, korban di evakuasi ke Puskesmas Bunyu,’’ tulis Kasi Operasi SAR Tarakan, Dede Hariana, Sabtu (31/5/2025).

Sebelumnya, seorang nelayan bernama Jusmianto (29) warga Desa Tanjung Karang, Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, dilaporkan hilang di perairan Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan.

Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Tarakan, Dede Hariana mengatakan, peristiwa hilangnya Jusmianto, dilaporkan oleh Ketua Nelayan Pulau Bunyu, Hariyono, pada Kamis 29 Mei 2025, sekitar pukul 14.40 wita.

‘’Lokasi Kejadian, Perairan Bunyu Gusung Burung Timur, Desa Bunyu Timur, Kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan, Kaltara, pada Koordinat   3°31’15.56″N 117°51’50.06″E,’’ ujar Dede melalui pesan tertulis.

Lokasi tersebut, berjarak sekitar 20,52 Nautical Miles (ukuran google maps), dengan jarak tempuh sekitar dua jam dari Kantor SAR Tarakan.

Upaya pencarian melibatkan Tim SAR Gabungan, terdiri dari  Team Rescue Kansar Tarakan, Pos AL Bunyu, Polsek Pulau Bunyu.

UPP Bunyu, KPLP Bunyu, Ikatan Nelayan Pulau Bunyu, Keluarga dan masyarakat.

Dihubungi terkait laporan hilangnya Jusmianto, Ketua Nelayan Pulau Bunyu, Hariyono mengatakan, waktu jatuhnya korban dan lokasinya, tidak diketahui oleh para ABK di kapal nelayan dimaksud.

‘’Jadi korban berangkat melaut bertiga. Dari laporan yang saya terima dari kapten kapal, korban masuk kamar mesin, dan tidak pernah keluar lagi setelah itu,’’ tuturnya.

Hilangnya Jusmianto, baru disadari para ABK setelah lama tak muncul ke bagian haluan kapal.

Pencarian sempat dilakukan, namun tak membuahkan hasil, sehingga mereka melaporkannya ke Ketua Nelayan setempat untuk diteruskan ke Kantor SAR.

‘’Jadi korban pergi ke buritan kapal, itulah tidak ditahu kapan waktu pasti jatuh dan hilangnya. Tapi ada jerigen yang hilang juga di kapal, mungkin dijadikan pelampung oleh korban, tidak ditahu juga,’’ kata Hariyono.