oleh

Proyek Tugu Adipura Belum Selesai dan Dibuat Serampangan, DPRD Nunukan Mencak Mencak  

NUNUKAN, infoSTI – Lakukan Inspeksi Mendadak/Sidak terhadap sejumlah proyek 2024 yang tidak selesai, Anggota DPRD Nunukan, Kalimantan Utara, mencak mencak ketika mendapati bentuk bangunan Tugu Adipura, di alun alun Kota Nunukan, tak sesuai ekspektasi.

Tugu dengan bentuk segi lima tersebut tidak presisi, pengerjaannyapun sangat kasar.

Keramik yang terpasang di dinding tugu, tidak simetris, sehingga menimbulkan tanda tanya besar terkait kualitas tukang dan kredibilitas kontraktor.

‘’Sangat disayangkan, Tugu Adipura yang tentunya bakal menjadi ikon Nunukan, dibuat amburadul, sangat tidak layak. Atensi DPRD, agar dibuat yang layak, dan pantas disebut salah satu maskot Nunukan,’’ ujar Anggota DPRD Nunukan, Sadam Husein, Rabu (8/1/2025).

Sadam merasa janggal, sebuah bangunan mini dengan anggaran lebih Rp 406 juta tersebut, tidak rampung dikerjakan di 2024.

Padahal, jika melihat bentuk dan ukurannya, proyek tersebut bisa selesai dalam waktu sebulan, tidak sampai memakan waktu berbulan bulan.

‘’Dibangun sejak Agustus 2024, sampai Januari 2026 masih 52 persen. Jadi kita kan turun bersama inspektorat, kita sampaikan, kalau memang tidak selesai, bagus tidak usah diselesaikan. Bagus diberikan ke kontraktor lain, dibangun dengan bentuk yang layak sebagaimana bangunan maskot kota,’’ lanjut Sadam.

Sebuah bangunan tugu, atau monumen, tentu harus menganut estetika yang memperindah kota.

Bangunan tersebut wajib menimbulkan kesan positif, tidak hanya untuk warga Nunukan, tapi bagi para pendatang.

Dengan membuka sayembara, warga Nunukan yang tadinya tidak tahu bahwa daerahnya meraih penghargaan Kota Bersih, menjadi tahu.

Sehingga, sekaligus menjadi sosialisasi bagi warga Nunukan yang tinggal jauh dari kota.

‘’Coba disayembarakan, akan banyak desain yang layak dan patut, yang tentunya akan menjadikan bangunan tugu estetik dan membanggakan. Bukan seperti yang terjadi saat ini, ada di tengah kota, hampir setengah tahun tidak selesai, bentuknya juga amburadul tidak karuan,’’ sesal Sadam.

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana seandainya proyek Tugu Adipura, tidak dimonitoring Anggota DPRD.

Tugu tersebut akan menjadi ikon dengan bentuk memalukan, karena dikerjakan serampangan.

‘’Jadi kalau begitu model pengerjaannya, ini merugikan keuangan daerah. Buang buang anggaran. Untuk diingat, Tugu Adipura bukan sekedar simbol kebersihan kota, melainkan menjadi warning Pemerintah Daerah, bahwa masih banyak wilayah kumuh dan sampah berserakan yang perlu penanganan serius,’’ tegas Sadam.

Anggota DPRD Andre Pratama juga menyayangkan pembangunan Tugu Adipura yang terkesan sembrono tersebut.

Ia meminta material keramik yang terpasang di dinding Tugu Adipura, segera dibongkar dan diganti.

‘’Pasangan keramiknya tidak presisi dan tidak ketemu nutnya. Kualitas keramiknya terlalu biasa dan kelihatan murahan. Bandingkan dengan kualitas keramik di Tugu Dwikora. Bahannya bagus, cara pasangnya juga bagus,’’ kata dia.

Untuk diketahui, Kabupaten Nunukan meraih penghargaan Adipura pada 2023 dan 2024.

Penghargaan tersebut, akan dipajang di tengah kota dalam bentuk tugu, sebagai sebuah kebanggaan dan symbol penegasan, bahwa Nunukan yang merupakan wilayah perbatasan RI – Malaysia ini, merupakan salah satu kota yang diakui kebersihannya.