oleh

Banyak Warga Kesal Saat Mendaftar Aplikasi Untuk Subsidi Pertalyte, APMS Nunukan Sediakan Loket Khusus Bagi Pendaftar

NUNUKAN, infoSTI – Masyarakat di Nunukan, Kalimantan Utara, khususnya yang menggunakan BBM Pertalyte, sedang ramai mengeluh betapa ribetnya mendaftar mendaftar QR code di laman subsiditepat.mypertamina.id.

Di sejumlah Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) Nunukan, juga terlihat sekumpulan masyarakat mengelilingi salah satu petugas disana, untuk bertanya dan meminta dibantu agar segera terdaftar sebagai penerima manfaat BBM Subsidi Pertalyte yang sebentar lagi hanya bisa diperoleh dengan kepemilikan QR code.

banner 336x280

‘’Saya sudah semingguan ini mencoba daftar, puluhan kali daftar gak bisa masuk. Jaringannya mungkin susah atau orang berebut mendaftar. Sampai saya hapus laman aplikasinya,’’ keluh salah satu pemilik mobil Honda Freed, Jabar, ditemui Senin (14/10/2024).

Namun karena hal tersebut mulai diberlakukan di sejumlah kota lain, Jabar akhirnya tetap mengunduh aplikasi yang sebelumnya ia hapus.

‘’Bisa masuk, tapi muncul pemberitahuan menunggu 14 hari lagi. Mau diapa, tetap saya tunggu, karena nanti nanti tetap kita ditanya QR code kalau mau isi BBM subsidi,’’ kata dia.

Kendati demikian, pengalaman sebaliknya dialami oleh salah satu teman Jabar, pemilik mobil jenis Toyota Kijang dan Suzuki Baleno.

Tanpa perlu menunggu lama, dua akunnya menerima balasan QR code, dan sudah bisa digunakan untuk pembelian BBM pertalyte di APMS.

‘’Sepertinya masalah jaringan saja. Teman saya mendaftar pagi jam 10.00 wita, langsung dapat balasan QR code. Saya sudah puluhan kali dan sudah semingguan masih belum selesai urusan,’’ imbuhnya kesal.
Jabar bahkan beberapa kali datang ke APMS, untuk mengecek dan bertanya apa yang salah dari proses registrasi yang dilakukan, sehingga ia kesulitan mendapat QR code.

‘’Gak ada yang salah sebenarnya. Saya juga tanya langkah langkah saya mendaftar ke teman saya yang mendaftarkan dua mobilnya itu. Jawabannya masalah jaringan internet saja,’’ kata Jabar lagi.

Pengusaha APMS PT Cahaya Sakti Nunukan, Anca mengakui, dalam sebulan terakhir, tidak sedikit konsumen BBM subsidi yang terlihat kesal dan marah marah.

Factor jaringan internet dan pemahaman masyarakat terhadap sistem digital menjadi alasan dibalik amarah mereka.

‘’Kita sudah sediakan loket dan petugas kami untuk membantu dan mendaftarkan masyarakat di aplikasi mypertamina itu. Tapi harus diakui, jaringan kita di Nunukan kadang bagus kadang jelek,’’ kata Anca.

Kalau jaringan sedang bagus, biasanya pendaftar akan menerima kode QR sekitar 3 jam kemudian.

Sebaliknya kalau jaringan kurang memadai, pendaftar bisa berhari hari tidak teregister dan tidak mendapatkan balasan QR code.

Sejauh ini, setiap harinya, bisa dikatakan sekitar 20an pendaftar minta petugas APMS PT Cahaya Nunukan, memandu mereka untuk melakukan registrasi.

‘’Ini peraturan pusat dan servernya di Jakarta sana. Kita terus sosialisasikan dan membantu sebisanya. Kita tidak mau juga penerima BBM subsidi di Nunukan tidak mendapat haknya,’’ kata Anca.

Ia menegaskan, selama pemerintah pusat belum mewajibkan pembelian BBM subsidi harus menggunakan kode QR, APMS miliknya juga memberi kebijakan dan kelonggaran untuk pembelian tunai.

Ia tentu tak mau menjadi pelampiasan kemarahan masyarakat, akibat sulitnya mendaftar untuk pembelian BBM subsidi.

‘’Jangan juga saklek betul. Toh dari pusat belum mewajibkan atau harus diberlakukan. Jadi kita tentu layani pembelian tunai, hanya saja, kita terus sarankan mereka agar segera mendaftar dan punya QR code,’’ kata Anca.

Untuk diketahui, Pemerintah mewajibkan pemakaian QR Code untuk pembelian BBM subsidi untuk mendata penerima subsidi.
QR code tersebut akan didapatkan setelah masyarakat mendaftarkan kendaraannya di subsiditepat.mypertamina.id.

Secara mekanisme, nozzle dispenser BBM di SPBU tidak akan muncul apabila QR code tidak sesuai dengan nopol dan kendaraan yang sudah didaftarkan.

Hal tersebut untuk menjamin penggunaan Pertalite yang merupakan BBM bersubsidi tepat sasaran bagi masyarakat yang berhak.

Pemerintah mengeklaim, kebijakan ini untuk melindungi konsumen yang berhak mendapatkan subsidi, sehingga tidak diambil oleh konsumen lain.

Sejumlah APMS di Nunukan juga sudah memasang poster imbauan agar kendaraan masyarakat segera didaftarkan untuk mendapatkan QR code yang digunakan saat mengisi Pertalite.

QR code tersebut bisa di-print atau disimpan di ponsel agar dapat digunakan sewaktu-waktu.

Nantinya di setiap pengisian, QR code akan di-scan. Operator SPBU akan mengecek kesesuaian nopol dan mobil, karena foto mobil tampak depan dan belakang di-upload.

Setelah semua data dinyatakan sesuai, maka konsumen bisa mendapatkan pertalyte.